Upacara Waisak di Indonesia |
Waisak adalah hari raya umat Budha di Indonesia untuk mengenang kelahiran, penerangan agung Buddha, dan kematian Sang Buddha. Upacara ini dirayakan setiap tahun pada bulan purnama di bulan Mei. |
Upacara Waisak di seluruh Indonesia dipusatkan di kompleks Candi Borobudur, Jawa Tengah, dan dihadiri oleh puluhan ribu umat Buddha dari seluruh daerah di Indonesia. Pada dan sejak tahun 2007, upacara ini dihadiri oleh umat Buddha dari negara-negara tetangga yaitu Kamboja, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Laos. |
Seluruh prosesi Waisak makan waktu 2-3 hari. Upacara Waisak dibuka dengan ritual Pindapata, yaitu bentuk pemeliharaan umat Buddha kepada para biksunya. Umat memberikan sumbangan makanan kepada para biksu karena para biksu tidak memperoleh penghasilan dan uang. |
Pada hari pertama para biksu mengambil Air Abadi dari mata air Umbul Jumprit di Jawa Tengah. Air melambangkan kerendahan hati. Dengan menyertakan air abadi ke dalam jalannya upacara, umat Buddha diingatkan untuk selalu menjaga kerendahan hati. Tradisi air abadi ini berasal dari peristiwa Buddha menyembuhkan satu kota dengan memercikan air suci. Air Abadi lalu dibawa ke Candi Mendut untuk diberkati. |
Hari berikutnya, para biksu mengambil Api Dharma dari sumber api alam di Mrapen, Jawa Tengah. Api Dharma melambangkan sinar di kegelapan. Hal ini mengingatkan umat Buddha untuk selalu mencari api abadi dalam diri yang akan memandu mereka menemukan kebahagiaan menurut Dharma. Api alam lalu diberangkatkan menuju Candi Mendut untuk diberkati. |
Keesokan harinya, umat sudah akan menunggu di pelataran Candi Borobudur. Sementara itu, para biksu memulai prosesi dengan berangkat dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, melewati Candi Pawon. Perjalanan sejauh 8 km ini dijalani oleh ratusan biksu yang mengenakan jubah oranye membawa persembahan berupa lilin dan bunga. Saat bulan muncul di Candi Borobudur, lilin dinyalakan di sekeliling candi. Umat dan para biksu mulai berdoa, bermeditasi dan mendaraskan doa-doa Waisak. |
Meditasi bersama menyambut Waisak dilakukan pada detik-detik Waisak yang jatuh persis pada detik-detik bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini berdasarkan perhitungan falak sehingga puncak purnama dapat terjadi kapan saja, termasuk di tengah hari. |
Comments
Hide