Mengitari Danau Toba Samosir |
Danau Toba adalah tujuan wisata terbesar ke tiga di Indonesia. Danau ini terletak di Propinsi Sumatra Utara diketinggian 906m dari muka laut. Di tengahnya terdapat pulau berbentuk berlian, disebut Samosir, yang adalah pulau-dalam-pulau terbesar di dunia. |
Untuk mencapai Pulau Samosir, biasanya wisatawan menggunakan kapal ferri atau perahu tradisional dari pelabuhan Ajibata di kota Prapat menuju Tomok pelabuhan di pulau Samosir. Jalur lain yang menawarkan pemandangan yang luar biasa adalah dari dataran tinggi Berastagi- Kabanjahe terus ke selatan menuju Tele. Di desa Tele terdapat menara pandang. Dari sini kita dapat melihat panorama terbaik danau Toba berupa garis pantai yang curam bergabung dengan lembah-lembah kecil. |
Dari Tele kita dapat turun mengikuti kelokan lembah menuju tepi danau dan menyeberang jembatan yang menghubungkan Sumatra dan Samosir. Sesampainya di Pulau Samosir, rute ke selatan mengantar kita ke Nainggolan, kota terbesar di pulau ini sebelum terus memutar ke utara menuju Tomok, Tuk-Tuk dan Simanindo. Di sepanjang jalan Anda akan disambut keheningan berselimut kabut tipis dan hamparan sawah hijau berlatar belakang kontras birunya air danau. Di banyak tempat dapat ditemui makam atau Tugu dalam bahasa Batak. Makam dibangun layaknya sebuah monumen. Di dalamnya diletakkan, bukan dikuburkan, jasad beberapa generasi dari satu keluarga besar. |
Tomok, desa kecil seindah lukisan, adalah pusat wisatawan di pulau Samosir. Di sisi jalan desa banyak terdapat toko penjual souvenir berupa ukiran kayu bermotif khas batak. Tomok dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan Suku Batak Toba. Di sini terdapat dengan benda-benda peninggalan jaman megalitik seperti Makam Besar Raja Sidabutar dan keluarganya, Batu kursi Tomok, dan Patung Gajah. Pada saat-saat tertentu diadakan pesta di mana seluruh warga kampung, berkumpul meminta rejeki untuk kelancaran usaha mereka. Pesta ini juga ditandai oleh tarian Tor-tor dan pemberian persembahan kepada leluhur. Di sini dapat pula ditemui atraksi patung berukuran manusia Sigale-Gale, yang digerakkan oleh pemainnya dari belakang. |
Dengan berjalan kaki santai 15 menit ke utara kita akan sampai ke desa Tuk-Tuk. Bila udara cerah kita dapat melihat pemandangan yang menakjubkan; hijaunya bukit terpantul di air danau biru jernih dan ditengah-tengahnya terapung perahu-perahu nelayan. |
Comments
Hide